MINSEL, MANADOLIVE. CO. ID— Wakil Ketua DPRD kabupaten Minahasa Selatan Paulman Stevanus Runtuwene, ST, Menanggapi Surat Edaran Perusahaan Daerah, Cita Waya Esa tentang pemberlakuan jadwal Operasional di Pasar Rakyat kabupaten Minahasa Selatan.
Lewat akun pribadinya Paulman mengatakan, dengan melihat kondisi saat ini untuk pemberlakuan jadwal operasional Pasar Rakyat di kabupaten minahasa selatan KURANG TEPAT dan perlu di kaji kembali, dikarenakan kebutuhan masyarakat untuk keperluan bahan baku akan menumpuk dan akhirnya ketika waktu pasar dibuka yang pasti masyarakat berbondong bondong menyerbu pasar untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
Alasan Pertama yaitu, dilihat dari segi kemampuan masyarakat dalam hal financial tidak sama untuk mampu menampung stock bahan baku selama 4 hari kedepan. Contohnya Melihat jadwal pemberlakuan khusus pasar rakyat yg berada di Central Amurang hanya pada SENIN & JUMAT.
Dan alasan kedua, tentunya kebijakan ini untuk Pemutusan Mata Rantai atau Pencegahan terkait “Covid 19” atau yg lebih dikenal “Virus Corona” tidak sejalan dengan kebijakan atau instruksi pemerintah pusat mengenai “PHISICAL DISTANCING”.
Selain itu Paulman menambahkan, saya secarah pribadi menyadari pemberlakuan Jadwal Operasional ini yang di lakukan Pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Cita Waya Esa untuk mengurangi Phisical distancing, akan tetapi efect dari penjadwalan ini akan menambah kepadatan masyarakat dan akan lebih banyak masyarakat akan berbondong bondong ke pasar membeli stock untuk 4 hari kedepan.. seperti yang sudah saya jelaskan alasan saya diatas.
Tentunya hal ini tidak baik bagi kesehatan masyarakat untuk melakukan pencegahan virus corona melalui Phisical Distancing, karena kepadatan masyrakat yang menumpuk di pasar dan berdesak desakan untuk memburu stock bahan pokok. Dan hal ini tidaklah efectiv bagi situasi pencegahan untuk memutus mata rantai Corona saat ini melalui phisical distancing.
Untuk itu saya meminta bagi pemerintah daerah melalui Perusahaan daerah Cita Waya Esa agar melihat dan mengkaji kembali penjadwalan operasional Pasar, untuk menghindari krisis kebutuhan dalam masyarakat dengan status ekonomi yang berbeda beda, dan juga lebih utama untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona melalui Phisical Distancing, tutup Paulman.
Yoce Tuera Direktur Utama PDCWE, Lewat Plt Direktur Opérasional Jacky Wauran saat ditemui sejumlah media di kediamannya mengatakan bahwa, untuk pembatasan hari operasi pasar amurang akan kami kaji kembali karena kami akui sesuai dengan pantauan kami memang ini tidaklah efektive Ungkap Jacky.
“Kami akan bicarakan kembali kebijakan yang diambil ini, dan mudah-mudahan kedepan akan lebih baik lagi Ungkap Jacky.
Maykel Pangkey Ketua LPM Kelurahan Uwuran satu kepada media ini memprotes kebijakan yang salah katanya, karena yang pemerintah harapkan agar tidak ada penumpukan warga di satu tempat, tapi dengan kebijakan ini justru sebaliknya, bisa dikatakan bahwa ribuan warga amurang terkumpul di pasar karena ingin mendapatkan kebutuhan sehari hari.
Tokoh agama Gereja Masehi Advent Hari ke 7, Pendeta Welan saat dihubungi lewat telpon genggam mengatakan bahwa ini adalah keputusan yang harus di putuskan kembali, artinya dikaji ulang agar semuanya bisa sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah untuk masyarakat tidak saling ada kontak fisik seperti yang terjadi di Pasar, bahkan sampai masyarakat berdesak desakan tutup welan (temmy)