MANADO, MANADOLIVE. CO. ID– Rabu 07 Oktober 2020, KPU Manado gelar Sosialisasi Pendidikan Pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Walikota dan Wakil Walikota Manado Tahun 2020 untuk Basis Keagamaan bertempat di Manado Quality Hotel,
Acara ini dibuka langsung oleh ketua KPU Kota Manado pada jam 13.45 Wita. Sebelum acara ini dimulai, registrasi peserta dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Dalam Sambutannya sebagai Ketua KPU Kota Manado, Jusuf menyampaikan bahwa ini merupakan sesi kedua dalam penyelenggaraan Sosdiklih hari ini, lewat basis perempuan yang sudah di laksanakan awal tadi. Hari ini tiba pada materi setrusnya yaitu dengan basis keagamaan. Hadir bersama kita rektor IAIN Manado dan Dr. Pasiak yang ahli dalam bidang otak.
“Terkait agenda sosialisasi ini kalau kita tidak hadir sangat disayangkan. Untuk itu kepada bapak ibu undangan yang sudah hadir agar dapat menggunakan kesempatan yang ada sebagai tokoh agama dengan sebaik mungkin.” tambah Wowor.
Dalam kesempatan lain, Dr. Pasiak selaku Pemateri dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa, dalam segi ilmu perilaku bijaksana dan tanggung jawab pertisipasi pilkada dalam indeks kerawanan pemilu terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain adalah sosial dan politik, dan dalam indeks kerawanan pemilu relasi kuasa di tingkat lokal adalah tokoh agama itu sendiri.
Terori membuktikan bahwa lingkungan agama dapat mempengaruhi indeks kerawanan pemilu, dan indeks kerawanan pemilu sulawesi utara menempati posisi paling atas dengan tingkat kerawanan tertinggi.
“Dorangan mendapatkan keamanan dan kenyamanan adalah dorongan yang paling inti pada manusia. Sehingga sebagai tokoh agama dalam agenda pilkada di Kota Manado harus menjaga integritas dan harga diri, sebab peran tokoh agama dalam pelaksanaan Pilkada sangatlah penting.” tegas taufik dalam penyampaian materinya.
Dalam kesempatan lainnya, Delmus Puneri Salim, P.hd pada sesi materinya menyampaikan, untuk partisipasi politik banyak di wujudkan dalam beberpa bentuk. Satu partisipasi dalam pemilihan Pilkada sulawesi sulawesi utara dan Kota Manado, namun perlu dingat bahwa dalam konteks isu hoax dan sara, sulawesi uatara mendapatkan peringkat paling rendah di bandingkan dengan kabupaten Kota Yang lain.
Partisipasi politik kita dapat diwujudkan dalam beberpa bentuk, kritikan, demokrasi, politik uang, sampai pada situasi keadaan covid-19 saat ini. Kritik kritik ini akan menghasilkan solusi bagi tokoh-tokoh agama. Ketika tokoh agama menunjukan keberpihakannya kepada salah satu calon makan akan mempengaruhi keberpihakan masyarkat.
“Sekarang bagaimana kita melihat keberpihakan kepada salah satu calon yang lebih elegand. Kita berharap politik identitas beragama tidak terjadi pada tokoh-tokoh agama. Kita tidak ingin memposisikan tokoh agama tersudut atau termarjinalkan.” tegas Rektor IAIN Manado. (*)