MANADO, MANADOLIVE. CO. ID–Uji kemampuan fisik tersebut diikuti oleh 32 peserta, terdiri dari 27 pria dan 5 wanita. Sedangkan uji kesjas terbagi dalam Tes Kesamaptaan A dan B.
Kesamaptaan A yaitu lari 12 menit mengelilingi lapangan. Kemudian Kesamaptaan B, terdiri dari pull up (pria) dan chinning up (wanita), sit up, push up dan shuttle run atau lari membentuk angka 8. Uji kesjas ini dirangkaikan dengan tes renang dan antropometri atau pemeriksaan postur tubuh.
Sebelum melaksanakan tes, seluruh peserta mendapat penjelasan dari masing-masing Koordinator Tes tentang gerakan benar (yang mendapat nilai), serta gerakan salah (yang tidak mendapat nilai).
Kemudian setelah melaksanakan masing-masing tes, peserta ditunjukkan daftar hasil perolehan gerakan oleh tester. Hasil tersebut kemudian ditandatangani oleh peserta, tester dan pengawas.
Sementara itu Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan, jalannya tes turut diawasi secara ketat oleh Pengawas Internal (Itwasda dan Bidpropam Polda Sulut) serta Pengawas Eksternal (LSM Gerbin).
“Hal tersebut dilakukan untuk mengedepankan prinsip BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis) guna menghindari segala bentuk kecurangan dalam setiap tahapan seleksi di lingkungan Polri,” ujarnya, Selasa siang.
Lanjut Kombes Pol Jules Abraham Abast, uji kesjas tersebut juga dilakukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan demi meminimalisir penyebaran Covid-19.
“Seluruh panitia dan peserta diperiksa suhu tubuh, kemudian wajib mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah melaksanakan tes, memakai masker, dan menjaga jarak,” pungkas Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Pakar Hukum Unsrat Toar Palilingan Apresiasi 100 Hari Program Prioritas Kapolri
MANADO – Pencapaian 100 Hari Program Prioritas Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang sudah berjalan selama ini, mendapat apresiasi dari pakar hukum sekaligus Dosen Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Toar Palilingan.
“Program Presisi Kapolri, yaitu prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan dengan pendekatan-pendekatan humanis, kalau saya lihat 100 hari pertama gebrakannya luar biasa, artinya bukan sekedar keamanan, rasa aman yang didapatkan tapi juga rasa nyaman,” ujar Toar saat dihubungi via telepon, Selasa (18/5/2021).
Aman belum berarti nyaman, namun katanya pendekatan Kapolri dalam 100 hari seperti tilang elektronik, penyelesaian kasus ringan dengan restoratif justice maupun kemudahan dalam pelayanan bisa membuat itu menjadi lebih nyaman.
“Harapan masyarakat seperti itu, harus ada pendekatan humanis untuk penyelesaian kasus, jangan langsung main penindakan, langsung main proses hukum,” katanya.
Hal tersebut bisa terlihat dalam 100 hari kerja Kapolri, dimana katanya hampir 2.000 kasus mampu diselesaikan dengan pendekatan humanis, restoratif justice.
Menurut Toar, Kapolri Jenderal Listyo Sigit saat ini sudah mampu mengubah wajah Kepolisian, namun katanya dijangan sampai dikotori oleh hal-hal yang dapat menurunkan citra Polri.
“Secara umum saya pikir sudah OK, sudah mantap, tinggal jajaran Polda Sulut untuk menindaklanjuti itu untuk menciptakan rasa aman dan nyaman di Sulawesi Utara,” ucap Toar.
Iapun berharap masyarakat harus lebih aktif mengambil peran dalam bagian itu untuk menyukseskan program Presisi Kapolri. (Juno)