MITRA, MANADOLIVE.CO.ID – Setelah dunia pendidikan harus absen hampir dua tahun lantaran dihantam wabah covid-19. Kini Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat di Mitra, bakal memulai pelajaran tatap muka langsung.
Hal ini disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sulut, Max Lengkong, Selasa (9/11/2021) saat melaksanakan monitoring kegiatan sekolah termasuk tanggungjawab guru di SMAN 1 Pusomaen.
“Karna saat ini kita di Sulut, berada di zona dua atau tingkat resiko rendah covid-19. Kalau kemarin-kemarin pelaksanaan tugas dibagi berdasarkan presentase, ada yang 50 hingga 25 persen. Selebihnya itu guru atau siswa melakukan aktifitas belajar dari rumah,” kata Max.
Lanjut dikatakan Lengkong, dengan melihat trend penurunan covid-19 di Sulut, sudah saatnya wajib bagi guru melaksanakan tanggungjawab sepenuhnya di sekolah. Atau seratus persen beraktifitas di sekolah.
“Kecuali ada guru yang belum divaksin, itu harus kerja di rumah tidak diwajibkan datang disekolah. Itu wajib diatur kepala sekolah. Kalau belum di vaksin harus menyertakan keterangan dokter. Tapi kalau dia (guru) datang disekolah tanpa divaksin perlu dipertanyakan. Karna kan kita wajib di vaksin,” ketusnya.
Kemudian kembali persiapan sekolah tatap muka nanti, pihaknya tutur Lengkong memonitoring setiap infrastruktur penunjang sekolah. Sebab kalau melaksanakan tatap muka wajib menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat baik guru maupun siswa.
“Sebetulnya kalau dilihat sekolah sudah siap. Sebab siswa yang divaksinasi rata-rata sudah diatas 80 persen di Mitra. Tapi kita tinggal menunggu ijin dari tim covid kabupaten,” ucapnya sembari menyebutkan kalau di Minsel TPM sudah jalan tinggal di Mitra yang belum.
Selain vaksin, adapun prosedur penerapan prokes ketat, tambah Max, dimana baik guru atau siswa sebelum masuk ruangan harus cuci tangan di air mengalir, kemudian mengukur suhu badan, memakai masker, membawa hand sanitizer, jaga jarak dan memastikan tidak terjadi kerumunan disekolah.
“Sekolah juga harus menyiapkan ruangan khusus sebagai tempat perawatan apabila siswa tiba-tiba jatuh sakit. Tentunya pihak sekolah bekerjasama dengan Puskesmas setempat,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Sekolah SMAN 1 Pusomaen, Mei Watania mendukung penuh langkah pihak cabang dinas untuk kegiatan belajar tatap siswa muka.
“Yang pasti, kami siap mendukung penuh langkah cabang dinas untuk upaya kegiatan belajar tatap muka siswa. Salah satu syaratnya, siswa kami yang divaksin sudah 80 persen. Tak hanya itu, kami juga siap menerapkan prokes ketat,” kunci mantan kepala sekolah SMA Kristen Ratatotok ini. (**Dolfi)