MANADO, MANADOLIVE—Rencana merger sekolah SD Inpres dan SDN 01 Bunaken terus mendapat penolakan warga. Kali ini sejumlah wali murid dari anak-anak yang bersekolah di SD Inpres Bunaken mendatangi Kantor DPRD Manado untuk menyampaikan aspirasinya, Rabu (22/6/2022).
Diterima Wakil Ketua DPRD Manado Adrey Laikun, para warga pun membawa surat petisi penolakan merger yang ditandatangani 60 lebih orang tua murid.
Malik Paransa, salah satu orang tua murid yang datang membawa aspirasi, mempertanyakan alasan dinas terkait sampai akhirnya muncul rencana merger.
Apalagi menurutnya, SD Inpres masih sangat layak. Ini mengundang tanda tanya dari para orang tua murid.
“Kalau alasan bising karena mesin PLN itu menurut saya tidak mengganggu. Mesinnya juga dinyalakan nanti jam 12 siang. Kalaupun di dalam ruangan kelas itu sudah kurang kedengaran, para murid juga tidak mengeluhkan masalah bising ini,”kata dia.
“Kalau masalah banjir, struktur tanah di Bunaken beda, kalau hujan deras cepat surutnya, ini juga tidak dikeluhkan siswa, malahan pemerintah harusnya membangun saluran air langsung ke laut. Karena itu saya menolak keras merger ini,”sambungnya.
Senada dikatakan Zulkifli Burahima. Menurut dia, jika dilihat dari luas lahan dan kelas, SD Inpres lebih representatif dibandingkan SDN 01. Bahkan juga dari jumlah murid, SD Inpres lebih banyak. Sehingga menurutnya paling cocok adalah SDN 01 yang digabungkan SD Inpres, bukan sebaliknya.
“Lokasi SD Inpres itu paling bagus karena jauh dari jalan umum, punya lapangan dan kelas juga lebih luas. Bila dimerger, bagaimana kelas yang di depan (SDN 01) itu bisa tampung seluruh murid. Murid tidak akan konsentrasi belajar karena kelas padat. Kalau sudah membludak begini pasti anak akan bermain sampai ke jalan, ini bahaya. Bagaimana juga kalau mereka bermain sampai ke pantai, ini membahayakan nyawa anak-anak,”ujar Burahima.
Selain itu, Burahima juga menyayangkan Dinas Pendidikan yang dinilainya tergesa-gesa melakukan merger tanpa menanyakan kepada orang tua murid apakah setuju atau tidak.
“Dibicarakanlah dengan baik-baik, jangan tiba-tiba ada informasi akan ditutup (SD Inpres). Tanpa alasan jelas, tujuan jelas, tanpa penjelasan langsung dari Dinas Pendidikan tiba-tiba merger, padahal orang tua dan murid jelas-jelas menolak,”tuturnya.
Selain itu, merger sekolah juga berdampak pada nasib ASN dan guru kontrak yang ada di sekolah tersebut. Sehingga sangat diharapkan agar pemerintah bisa mengkaji kembali rencana merger dua sekolah tersebut.
Setelah menyerap aspirasi orang tua murid, Adrey Laikun mengatakan akan segera menjadwalkan hearing dengan instansi terkait agar permasalahan ini selesai.
“Saya menerima dan akan teruskan aspirasi ini ke Komisi IV untuk segera dilakukan hearing. Hal ini penting untuk segera diselesaikan karena berhubungan dengan pendidikan dasar anak yang sangat berpengaruh pada masa depan mereka,”pungkas politisi NasDem ini. (erka)