SULUT, MANADOLIVE– Sebanyak 120 unit hunian sementara atau barak akan dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Selatan untuk relokasi 64 kepala keluarga (KK) atau 195 jiwa yang terdampak abrasi pantai di Amurang.
Lahan relokasi sudah disiapkan, dan telah dilakukan peletakan batu pertama tanda pembangunan awal dimulai.
Ratusan warga yang akan direlokasi ini adalah mereka yang rumahnya hilang dan zona 20 meter dari lokasi abrasi pantai.
Adapun datanya yakni rumah hilang ada 34 unit, 37 KK atau 108 jiwa. Sedangkan zona 20 meter ada 27 rumah dihuni oleh 27 KK atau 87 jiwa.
Jumlah seluruhnya ada 61 rumah, 64 KK atau 195 jiwa. Laki-laki 95 dan perempuan 100 orang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa Selatan Glady Kawatu mengatakan, lahan sudah disiapkan pemerintah dan telah dilakukan peletakan batu.
“Ada 120 unit hunian sementara yang akan dibangun,” katanya saat dihubungi, Senin (20/06).
Glady menjelaskan, pihaknya berusaha mempercepat pembangunan hunian sementara.
“Supaya (warga terdampak bencana) lebih layak untuk tinggal, jangan di tempat pengungsian,” ujarnya.
Di hunian sementara itu warga akan mendapatkan tempat dengan ukuran 4×6 satu keluarga.
“Kecuali dia sudah di atas lima anggota dibuat dapat dua. Ada 120 barak yang akan dibangun di lokasi tanah yang sudah disipkan,” jelas Glady.
Glady menyebut, pembangunan ini juga akan mendapat dukungan dari TNI dan Polri.
“Pembangunan barak itu dilakukan dengan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),” sebutnya.
Sesuai arahan bupati, lanjut Glady, pembangunan hunian sementara dipercepat, bahkan dalam waktu tanggap darurat ditambah satu minggu ke depan diharapkan sudah selesai.
“Untuk teknis pekerjaan pembangunan akan melibatkan semua komponen masyarakat,” katanya.
“Sudah disurati kepada seluruh camat, dapat dukungan dari Kodim dan polisi, semua pekerjaan itu dilakukan secara mapalus atau bentuk gotong royong,” jelas Glady.
Menurut dia, 120 unit hunian sementara ini diperkirakan mampu menampung warga yang terdampak.
“Nanti tahap selanjutnya disesuaikan dengan dana yang ada,” tuturnya.
Selain bantuan fisik dan logistik, Pemkab Minahasa Selatan juga memberikan bantuan berupa konseling kepada anak-anak maupun para perempuan.
“Bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Minahasa Selatan, dan SKPD terkait, kita ada konseling untuk anak-anak dan perempuan pascabencana tujuannya menjaga kesehatan emosi dan psikis mereka,” kata Glady.
“Jadi bantuan bukan hanya makan, minum, pakaian dan obat-obatan,” sambungnya.
Pemkab Minahasa Selatan juga akan berkoordinasi dengan tokoh-tokoh agama untuk dibuat ibadah-ibadah.
“Jadi kita bekerja sama dengan semua pihak termasuk Forkopimda untuk men-support warga yang saat ini terdampak,” tandas Glady.
Anggota DPRD Sulut dapil Minsel-Mitra Boy Tumiwa memberikan apresis ini luar kepada Bupati Minsel Franky Wongkar.
“Luar biasa Bupati Minsel karena sangat memihak kepada rakyat. Dalam waktu secepat ini sudah dapat membantu masyarakat membangun hunian sementara, ini luar biasa,” ungkap Tumiwa.
Menurut Tumiwa, ini membuktikan Bupati Minsel tanggap melihat kebutuhan warga yang terdampak bencana.
“Karena tidak mungkin warga yang sudah tidak ada rumah dan berlama-lama di posko pengungsian,” ucapnya.
Solusi jangka pendek yang diambil Pemkab Minsel sudah tepat.
“Tinggal memikirkan atau cari solusi jangan panjangannya. Tapi saya yakin Pemkab Minsel mampu mengatasi itu,” tandas politisi PDI Pejruangan ini.
Abrasi pantai ini terjadi di Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu, Kecamatan Amurang, Minahasa Selatan, atau tepatnya di pesisir Pantai Boulevard, Rabu (15/06) sekitar pukul 14.00 Wita.
Selain rumah, jalan dan jembatan di Pesisir Pantai Amurang juga rusak. Termasuk bangunan kafe dan penginapan juga hanyut oleh abrasi. (erka)