MANADOLIVE.CO.ID, Manado – Sejumlah jurnalis perempuan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan (FJPI) Sulut menggelar ngabuburit bersama Isteri Wagub Sulut dr. Devi Tanos yang mengangkat tajuk ‘Cintai Diri dan Keluargamu, Kekerasan Bukan Jalan Keluar’, Rabu 27 Maret 2024 pukul 16.00 Wita, di Festival Kuliner Ramadhan Mega Mall.
Sebagai narasumber, Dr. Devi Tanos yang juga Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Sulut dr Devi Tanos, serta Anggota Tim Zero Human Trafficking Lidya Watung dan Psikolog Klinis Hanna Monareh MPsi, serta dimoderatori oleh Ketua FJPI Sulut Susan Palilingan.
Dalam hajatan ngabuburit banyak curhat yang diajukan anak-anak muda milenial tersebut, bervariasi dan cukup menarik.
Dr Devi mengatakan, mental health sebagai suatu yang sangat diperlukan. “Karena mental health ada hubungannya dengan sakit jantung. Jadi bukan berarti karena masih muda maka tidak terkena sakit jantung. Ada anak-anak masih muda tapi sudah terkena penyakit jantung karena stress. Karena ketika stress, tubuh kita akan mengeluarkan hormon stress. Hormon itu bisa mempengaruhi kerja jantung, contohnya meningkatkan tekanan darah kita,” ungkap Dr Devi.
Karena itu, menurut Dr Devi, setiap orang memiliki support system. “Kita harus punya support system. Bisa keluarga, teman-teman terdekat, di mana ketika kita dalam keadaan down, bisa di-support oleh support system kita. Bagi saya, support system saya adalah keluarga,” ungkapnya.
Menurut Psikolog Hanna Monareh MPsi, yang diperlukan oleh anak-anak muda sekarang adalah bagaimana menyikapi setiap persoalan yang datang. Ketika menjawab pertanyaan salah satu penanya terkait bullying di pondok pesantren di daerah Pulau Jawa, ia mengakui, kejadian-kejadian bullying memang bisa terjadi di tempat yang bahkan menurut kita adalah tempat teraman.
Selanjutnya, jika anak-anak muda menemukan terjadi aksi kekerasan atau pun bullying di sekitar kita, Dr Devi menjelaskan apa yang bisa kita lakukan.
“Jadi ketika kita melihat ada kejadian bullying, atau kekerasan pada anak atau perempuan di sekitar kita, maka kita bisa melaporkan ke Sapa 129 yang kontak langsung ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Laporkan ada pembullyan, atau ada anak tetangga di-bully. Identitas kita aman, jadi langkah kita tersebut aman tanpa membahayakan diri kita,” ungkap mantan Kepala Dinas P3A Daerah Provinsi Sulut ini. ( */rosita)