Bapelitbangda dan Politeknik Fokus pada Sampah Styrofoam

MANADO,  MANADOLIVE. CO. ID— Persoalan sampah di Kota Manado seperti tidak ada habisnya, Untuk itu Bapelitbangda Kota Manado bekerja sama dengan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado melakukan suatu upaya penanganan sampah yang kali ini yang lebih berfokus pada sampah Styrofoam, yang lazim digunakan sebagal bahan pelindung dan penahan getaran barang-barang yang fragile, seperti elektronik, bahkan  saat ini bahan tersebut juga banyak digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan minuman.

Styrofoam sebenarnya adalah merek dagang Dow Chemical untuk plastik berbusa yang dibuat dari polistirena, yang berasal dari minyak mentah, yang diperkenalkan oleh Dow Chemical pada tahun 1941. Styrofoam atau yang biasa kita kenal di Indonesia dengan sterofoam atau gabus adalah nama merek dagang untuk polistirena yang diperluas hingga  masuk ke dalam produk gelas kopi sekali pakai , pendingin, dan bahan bantalan dalam kemasan. Styrofoam adalah Sampah Abadi yang Tidak Terurai. Di samping berbahaya bagi tubuh, styrofoam atau sterefoam pun berbahaya bagi lingkungan. Jika sampah plastik membutuhkan waktu hingga 500-an tahun untuk dapat terurai di dalam tanah, styrofoam justru tidak pernah dapat terurai.

Untuk itu sampah Styrofoam akan dimanfaatkan melalui penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) menjadi bahan dasar untuk pembuatan batako, hollow bricks, paving block, pot bunga dan tempelan dinding lainnya. Penerapan teknologi ini diharapkan dapat berdampak positif untuk pengurangan bahkan pemanfaatan sampah yang ada tidak hanya sampah Styrofoam tapi juga sampah plastik. (*/dar)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *