MINSEL, MANADOLIVE– Viralnya Vidio pendek berdurasi kurang lebih 5 mnit, mengangkat kasus baru dan mengundang wartawan untuk bersuara. Terkait pelecehan terhadap profesi wartawan ini jelas berimbas dalam dunia Pendidikan Minahasa Selatan, mengapa ?
Kejadian yang tidak bernilai pendidikan terjadi dilingkup pendidikan Ruangan Kepsek SD Inpres Tokin, singkat cerita suami kepsek oknum LSM menjemput Wartawan dengan bahasa kental orang Manado mengatakan “Ngoni Wartawan Cuma Datang Minta Minta Doi” tak terima dengan kata kata ini sontak darah putih naik diatas kepala, terjadi percekcokan dan hampir terjadi hal yang tidak diinginkan lantaran wartawan merasa dilecehkan.
Deke D Marentek Oknum LSM yang mengaku guru di sekolah tersebut atau sekolah SDN.Inpres Tokin kecamatan Motoling Timur, saat temu pandang dengan sejumlah wartawan 18/7/22 Senin Minggu kemarin diruang kepala sekolah, menantang Wartawan untuk aduh jotos, karena merasa terganggu dengan acara pribadinya bersama kepsek, yang nota bonenya itu adalah ruangan guru bukan ruangan keluarga, kejadian apakah itu ????
Janne Wariki Kepala Sekolah SD Inpres Tokin mengatasnamakan Kadis Pendidikan Minahasa Selatan Arthur Tumipa, meminta wartawan untuk menunjukan surat tugas dari dinas sesuai petunjuk.
Arthur Tumipa Kadis Pendidikan Minahasa selatan saat dikonfirmasi diruang kerjanya mengatakan bahwa saya tidak perna mengatakan kepada kepala kepala sekolah untuk meminta surat tugas apabilah ada wartawan yang datang, kecuali Kartu Identitas itu perna saya katakan ungkap kadis.
Selain itu kadis menambahkan bahwa kadis akan memanggil oknum kepsek tersebut agar menghadap untuk ditindaklanjuti.
Kejadian berindikasi tindak Pidana dan Pelecehan oleh oknum Honorer guru kepada seantero Wartawan, bakal terus berlanjut kerana hukum.
Menanggapi akan hal ini, wartawan menuntut kadis harus menindaki Oknum honorer guru yang bergaya preman, dan oknum Honorer guru diijinkan kepsek untuk mengajar disekolah tersebut, sementara dia adalah suaminya,
melihat akan hal ini menimbulkan Indikasi yang tidak beres, dugaan dugaan penyimpangan bakal terjadi, karena ada beberapa guru yang sudah merasa tidak nyaman.
Ketua PWI Minahasa Selatan Maouren Winerungan lewat humas PWI Donal Mamoto mengatakan, karena kasus ini sudah melecehkan wartawan, maka kasus ini harus dituntaskan sesuai hukum. Tim liputan ML(temmy)