Dugaan Penganiayaan Sesama Pelajar di SMP Lokon Tomohon Sudah Selesai

TOMOHON, MANADOLIVE.CO.ID-
Dugaan penganiayaan sesama pelajar yang terjadi di SMP Lokon Tomohon.

Pada Rabu (24/01), pihak sekolah angkat bicara, melalui Kepala Sekolah Marthinus Senduk ketika memberikan penjelasan kepada media bahwa memang benar ada insiden kecil yang terjadi di sekolahnya yang melibatkan dua pelajar.

Kejadian tersebut terjadi pukul 16.20 antara dua pelajar yakni Nathan Lasut dan Ratu Ohoitimur bertempat di sport hall SMP Lokon.

Dijelaskan juga orang tua dari siswa ratu berada di sekitar sport hall bersama Ratu dan juga Nathan, di sana juga ada pihak Polsek Tomohon Utara yang sudah terlanjur dikontak ibu Ratu, disaksikan banyak siswa SMP dan SMA Lokon karena saat itu sedang ramai dengan ekskul basket.

Saya kemudian berkomunikasi dengan Ibu dari Ratu dan 2 siswa serta sir Stenly dan pihak Polsek untuk bertemu di sekolah bersama dengan orang tua dari siswa Nathan (ditelpon untuk segera datang ke sekolah). Kami pun ke sekolah dan setelah orang tua/oma-opanya Nathan tiba di sekolah, kami melakukan pertemuan dan percakapan.

Kemudian si Nathan melempar Ratu dengan buah manggis tetapi tidak sampai mengenai Nathan. Saat Ratu mau membalas melempar buah manggis kepada Nathan, si Nathan mengancam akan mengiris anggota tubuhnya Ratu. Ratu pikir si Nathan cuma bercanda sehingga Ratu akhirnya melempari Nathan dengan buah manggis tetapi tidak mengenai Nathan.

Kemudian Nathan mencari dan menemukan pecahan tehel dan mendorong Ratu ke dinding sport hall sambil memukulkan pecahan tehel ke tubuh Ratu sebanyak 3 kali. Yang pertama tidak mengenai Ratu, kedua mengenai lengan Ratu tetapi tidak berdarah karena kena lengan baju, ketiga mengenai tangannya Ratu dan tangan Ratu terluka gores sepanjang sekitar 10 cm dan mengeluarkan darah.

Semua warga sekolah perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa bully dan kekerasan tidak dilakukan oleh siapapun (guru, staf dan murid). Kepsek juga menekankan bahwa kalau itu terjadi murid jangan takut untuk melapor kepada guru dan pimpinan sekolah.

Kemudian kepsek memberi kesempatan kepada orang tua untuk berbicara. Ibu dari Ratu mengungkapkan perasaan dan sikap sebagai orang tua yang sangat terpukul dengan peristiwa yang dialami oleh Ratu. Ibu pun kemudian mengungkapkan harapan-harapan agar peristiwa yang dialami Ratu TIDAK AKAN TERULANG LAGI kepada siswa manapun dan berharap agar sekolah melakukan langkah-langkah konkret dan terarah untuk menjamin dan memastikan kejadian serupa tidak akan terjadi.

Dari pihak orang tua Nathan dan Nathan menunjukkan sikap menyesal dan menerima proses tindak lanjut yang akan ditempuh sekolah dalam rangka tindakan pembinaan siswa Nathan.

Sementara itu, Sir Stenly Oping ditugasi kepsek untuk menyiapkan dokumen yang dibutuhkan seperti berita acara perundingan damai.

Sampai pada tahap ini, proses berjalan lancar dan aman.
Akan tetapi pada saat perundingan damai akan diakhiri dengan salam/jabat tangan dan penandatangan kesepakatan bersama para pihak, tanpa diduga orang tua dari siswa Nathan (maaf) berdiri sambil memukul meja dan mengungkapkan kata-kata yang tak terkontrol serta membuat proses mediasi dan perundingan akhirnya “buyar”. Si bapak kemudian keluar ruang dan ditenangkan oleh guru, security dan polisi yang hadir mengikuti pertemuan.

Akhirnya, sambil minta permisi kepada kepala sekolah, Ibu dari Ratu mengatakan kepada kepsek karena sikap bapak dari Nathan seperti itu, si Ibu memutuskan untuk membuat laporan polisi (Polres Tomohon).

Demi menjaga kasus serupa Khusus kegiatan ekskul Secara bergilir tim kesiswaan bertugas mengontrol siswa dalam kegiatan ekskul dalam kerja sama dengan guru pembina ekskul.

Siswa-siswa yang tidak ada kegiatan ekskul setelah pembelajaran selesai harus pulang asrama dan rumah. Bila siswa non-asrama belum dijemput oleh orang tua/penjemput, siswa menunggu di POS Satpam dalam pengawasan Satpam (sudah koordinasi dengan Satpam).

Setelah apel, kepala sekolah mengumpulkan manajemen sekolah, guru BK, wali kelas dan membicarakan langkah-langkah konkret yang harus dilakukan semua warga sekolah agar kejadian bully dan tindakan kekerasan tidak akan terulang lagi terhadap siswa manapun.

“Saya meminta support dan kerja sama dari semua orang tua, dan terlebih orang tua siswa non-asrama, untuk memperhatikan waktu penjemputan anak-anak apalagi bila anak-anak tidak ada kegiatan ekskul. Semua langkah yang dilakukan sekolah sejak kemarin sampai hari ini dan proses selanjutnya sudah saya jelaskan di grup orang tua,” kunci Kepsek Marthinus Senduk, dalam keterangan tertulis yang diterima media ini. ( edel)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *