BITUNG, MANADOLIVE.CO.ID- Bertempat di gedung SH Sarundajang hari Jumat 17 September 2021, Walikota Bitung Ir.Maurits Mantiri, MM dan wakil walikota Hengky Honandar, SE didampingi Forkopimda dan staf khusus mengikuti Forum Grup Discution dengan topik masa depan perikanan Bitung.
FGD tersebut menghadirkan berbagai narasumber akademik Unsrat, UGM, Institut Pertanian Bogor dan lainnya.
Walikota Bitung melaporkan bahwa pihaknya kini fokus pada masa depan ikan cakalang yang merupakan icon kota Bitung.
Dimana produk ikan cakalang kaleng,ikan kayu, ikan fufu dan produk perikanan usaha kecil menurun drastis sejak diberlakukan aturan moratorium tahun 2014.
Sebelum moratorium tahun 2013 lalu produksi ekspor bisa mencapai 810 ton perhari sedangkan datang di tahun 2021 hanya bisa di capai maksimal 70 ton bahkan guna menutupi operasional, perusahaan terpaksa impor ikan dari Jakarta.
Dirinya juga mengungkapkan perusahaan pengolah ikan memanfaatkan sentral nelayan yang berada di pesisir meskipun mutu tangkapan yang bagus hanya sampai 10 atau 20 persen.
Kesempatan ini Mantiri menyarankan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat meningkatkan armada, volume produksi tangkap dan olahan serta kerjasama alih muat kapal pengangkut ikan.
Sementara Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Moh.Zaini Hanafi menyampaikan tahun 2022 pelabuhan perikanan Samudera Bitung akan di benahi secara besar-besaran.
Sedangkan lokasi tangkapan yang di tentukan di zona fishing industry antara 716 dan 717 potensi Rp.15,8 Triliun atau 300 ton ikan nantinya menjadi bagian kapal kapal ikan dari kota Bitung.
Dirjen Perikanan Tangkap kembali menegaskan tidak ada lagi kapal asing yang beroperasi menangkap ikan di wilayah perairan perikanan negara Republik Indonesia.
Lebih lanjut kapal ikan wajib mempekerjakan tenaga lokal kecuali Fishing Master dan Nahkoda yang kapal terbuat dari luar negeri. (ant)