Oleh Rosita Karim
Matahari menyembul, mulai menyinari jualan para pedagang. Itu tak.menyurut semangat para pedagang menjajakan dagangannya.
Teriakan sesama pedagang seperti musik di pagi hari. Itulah yang terlihat di Pasar Bersehati ketika pagi hari.
” Rica rica, rica tanta, mari jo beli, harga pas di popoji ( saku-red)” teriak pedagang
Perekonomian saat ini memang lagi memprihatinkan. Harga cabe rawit, harga besar tak pernah lagi turun, bahkan harganya kadang- kadang meroket hingga menyebabkan konsumen harus mengetatkan belanja kebutuhan sehari-hari.
Para.pedagang barito, julukan pedagang di Pasar Bersehati mengaku saat ini menjadi seorang pedagang barito dulunya bisa mendapatkan keuntungan.
Namun saat ini menjual barito, lebih banyak merugi, karena modal yang dikeluarkan lebih banyak sedangkan pendapatan tidak memadai.
“Bayangkan jo torang pe modal sampe puluhan juta, tapi yang membeli sering mengeluh harga yang tinggi, sehingga banyak dagangan kami yang tidak terjual, akibatnya rusak dan tak bisa dijual, kalau rica dan tomat tidak laku dalam.sehari, jadi akan busuk, dan besoknya dijual dibawah harga, artinya kami harus mengalami kerugian, ” aku Ka’ Eman , pedagang barito.
Harga barito yang sering meroket tiba tiba itu juga dikarenakan harga bbm, karena jika harga bbm naik, maka berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok.
Sehingga para pedagang sangat mengharapkan agar stabilisasi harga bbm, ” Jangan sampai naik harga bbm, karena kalau bbm naik, harga kebutuhan.pokok akan juga naik, apalagi ini so mo ganti Presiden, pasti akan merubah semua tatanan hingga tatanan perekonomian,” harap pedagang.
Matahari pagi yang menyengat tidak mengendorkan semangat pedagang untuk menjual dagangannya, agar mereka bisa membawa cuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Semoga saja ya pak. Tetap semangat pedagang di Pasar Bersehati. ( rosita)