Tahuna manadolive.co.id – Dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kepulauan Sangihe, isu terkait Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencuat dan menjadi bahan kritik terhadap pasangan calon Jabes E. Gaghana (JEG) dan Patras Madonsa, yang mengusung tagline “Menggana”. Sejumlah pihak menganggap bahwa dana tersebut hanya menambah beban utang daerah. Namun, di sisi lain, dana PEN telah membawa perubahan signifikan di beberapa sektor infrastruktur di kota Tahuna.
Program PEN ini telah dimanfaatkan untuk pembangunan proyek-proyek penting seperti Pasar Rakyat Trikora serta hampir rampungnya pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Liun Kendaghe Tahuna, yang direncanakan menjadi rumah sakit rujukan. Selain itu, berbagai proyek infrastruktur jalan dan prasarana lainnya juga telah dibangun dengan menggunakan dana tersebut.
Menanggapi berbagai kritik yang muncul, Jabes E. Gaghana, politisi senior yang juga calon petahana, merespons dengan tenang. Saat ditemui, ia menjelaskan bahwa dana PEN bukanlah pinjaman pribadi, melainkan pinjaman daerah yang digunakan sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat.
“Sebagai pemimpin, apapun bentuk pinjamannya, jika sudah digunakan untuk kepentingan rakyat, ya harus dibayar,” ujar Gaghana. Ia juga menyampaikan bahwa selama masa kepemimpinannya, ia tetap melunasi utang-utang daerah dari kepemimpinan sebelumnya, termasuk pinjaman sejak tahun 1992 dan 1993 yang digunakan untuk pembangunan beberapa terminal.
Gaghana menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya, utang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga telah dilunasi, dengan fokus utamanya selalu demi kesejahteraan masyarakat.
Di akhir pernyataannya, Gaghana kembali menegaskan bahwa pasangan “Menggana” hadir untuk melayani masyarakat dengan semangat membawa Sangihe yang lebih religius dan berbudaya, serta menjadikan “Doa Adalah Kunci” sebagai tagline kampanye mereka. ( gustaf)