MANADOLIVE.CO.ID, KOTAMOBAGU – Situasi politik Kota Kotamobagu mulai memanas setelah Anggota DPR RI Yasti Soepredjo Mokoagow (YSM) berkampanye dengan gaya yang menyebutkan Doa, Duit dan Darah.
Tak ayal, gaya kampanye YSM mendapatkan sorotan dari tokoh adat dan masyarakat Mongondow. Terlebih, pendekatan YSM dinilai kurang mencerminkan nilai-nilai dan karakter masyarakat Mongondow, terutama yang berkaitan dengan konsep “darah” atau asal-usul budaya.
YSM turun dengan gaya retorika yang dinilai lebih keras dan terkesan memecah belah, bertentangan dengan prinsip-prinsip kebersamaan dan persatuan kemongondowan serta nilai-nilai kearifan lokal.
Djainudin Damopolii, tokoh yang juga mantan Wakil Walikota Kotamobagu pun memberikan kritik keras atas pernyataan YSM.
“Kami menghormati setiap calon yang maju, tetapi kampanye yang dilakukan harus tetap mencerminkan karakter orang Mongondow,” ujarnya.
Lebih lanjut, apa yang disampaikan YSM seakan berusaha menabuh genderang perang, menciptakan kegaduhan dan upaya provokasi kepada masyarakat.
“Kita selalu mengutamakan persatuan, sopan santun, dan menghargai satu sama lain, bukan dengan cara memprovokasi atau membuat perpecahan,” ujarnya.
Berbagai kalangan masyarakat pun turut menilai, bahwa gaya kampanye tersebut merupakan bentuk dari strategi politik modern, sementara yang lain merasa kecewa karena dianggap tidak sejalan dengan budaya Mongondow yang kental dengan adat istiadat.
Di tengah suasana yang memanas, penting bagi para calon untuk tidak hanya fokus pada kemenangan politik, tetapi juga menjaga harmoni sosial yang sudah lama menjadi ciri khas masyarakat Mongondow.***(awi)