MANADO, MANADOLIVE.CO. ID-Tidak hanya menawarkan pembangunan rumah murah sebanyak 10.000 unit bagi pekerja informal seperti tukang ojek, karyawan hotel, karyawan rumah makan, karyawan toko, tukang bengkel, pedagang kaki lima, petani, peternak, buruh pelabuhan, buruh bangunan maupun buruh harian lainnya.
Namun, salah satu program mendasar yang disampaikan calon Walikota Manado Julyeta PA Runtuwene (JPAR) adalah, ikut memproteksi totalitas kehidupan masyarakat Kota Manado ketika masih berada di dalam kandungan, lahir, hidup, bahkan sampai dengan meninggal. Ketika masih lahir menurut mantan Rektor Universitas Negeri Manado di Tondano ini, dirinya bersama calon wakil walikota Manado Harley Mangindaan sepakat untuk meningkatkan kebutuhan gizi para ibu hamil. “Melalui pemberian bantuan gizi nutrisi, maka kita harapkan akan mampu menjaga kesehatan janin di dalam kandungan, termasuk kita mampu juga menjaga kesehatan ibu hamil selama masa kehamilan,” jelas Runtuwene.
Setelah bayi lahir dan tumbuh menjadi anak-anak, pihaknya juga komitmen untuk tetap memastikan anak-anak didik bisa melaksanakan kegiatan belajar dengan baik, meskipun masih dalam suasana pandemi global. “Kita juga akan memberikan perhatian serius kepada mahasiswa dari kelompok anak-anak yang berprestasi tapi kuran mampu, agar mereka bisa menyelesaikan pendidikan mulai sarjana sampai doktor,” ungkap Wakil Ketua Komisi Wanita Kaum Ibu Sinode GMIM ini.
Guna menekan angka pengangguran di Sulut yang cukup tinggi, maka ketika menyelesaikan studi di SMA atau sederajat maupun perguruan tinggi, maka dirinya bersama Harley Mangindaan, akan konsisten untuk memberdayakan UMKM melalui bantuan langsung tunai maupun bantuan pendampingan pelatihan. “Mulai dari sopir angkot, sopir umum, buruh, karyawan, THL, karyawan swasta, buruh lepas bahkan tenaga lainnya akan menjadi prioritas kami dalam pemberian bantuan UMKM,” janji Runtuwene.
Hin Mondigir, salah satu petugas kebersihan di kecamatan Mapanget merasa terharu dengan janji moral yang disampaikan calon Walikota Manado Julyeta PA Runtuwene (JPAR) tersebut. Bahkan menurut mantan pelsus di GMIM wilayah Manado Timur III ini, belum terpilih saja, Julyeta PA Runtuwene (JPAR) sudah membutikan komitmen moralnya tersebut ketika menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Manado. “Sudah dibuktikan selama 5 tahun. Disituasi covid seperti ini kami butuh pemimpin yang peduli kemanusian, bukan pemimpin yang ingin membangun kerajaan bisnis bersama kolega-koleganya di kota Manado,” cetus pemilik sabuk hitam di ilmu beladiri Karate ini.(*)