MINSEL MANADOLIVE. CO. ID– Peresmian Uji coba Cofiring unit 2 PLTU Amurang hari ini jumat 25/6/2021, sudah diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sambutan Pemerintah Kab Minsel lewat As 2 Drs James Tombokan mengatakan, biarlah pihak PLN akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, dalam halnya pelayanan untuk membantu masyarakat.
Dalam kegiatan ini Manager UPDK Minahasa Andreas Arthur mengatakan bahwa Cofiring ini, artinya sebagai pengganti bahan bakar yaitu batu bara sebagai pembangkit listrik. Cofiring/ Biomass atau bahan bakar tersebut terbagi atas 3 bagian,
1. Sawdust adalah sisa sisa kayu perabot, atau serbuk gergaji yang tersedia banyak di Sulawesi Utara, yaitu dari pengusaha pengusaha parabot/sormil.
2. Woodchip juga adalah sisa sisa pohon kaliendra.
3. Eceng gondok, adalah rumput yang mudah didapati dimana saja.
Untuk ketiga bahan ini dicincang hingga halus, di jemur baru dicampurkan dan siap untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar batu bara, Jelas Andreas.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menargetkan peningkatan kapasitas Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan menggunakan Biomass atau bahan bakar sisa, menjadi 24 mega Watt (MW) Guna mencapai target tersebut, salah satu langkah yang dijalankan PLN yakni melakukan uji coba Co-Firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Amurang.
Harapannya setelah melihat nanti, hasil evaluasi pelaksanaan ujicoba co-firing ini, ke depannya PLTU Amurang akan melanjutkan Co-Firing ke tahap komersil, sehingga dapat mendukung secara penuh Program Transformasi PLN dalam aspek Green. Hal ini diungkapkan Manager PLTU Amurang Tumpal Sirait, saat ditemui media ini.
Co-Firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batubara di PLTU. PLN. Dan saat ini PLN menargetkan PLTU dapat beroperasi secara komersial.
Terpantaw media bahwa bahan bakar biomass yang digunakan untuk proses pengujian Co-Firing PLTU Amurang adalah serbuk gergaji. Serbuk gergaji tersebut diperoleh dari beberapa industri penggergaji kayu di sekitar daerah Sulawesi Utara.
Pengujian Co-Firing oleh PLN yang dilakukan dengan komposisi campuran sawdust 3 persen dan 5 persen tersebut, kata sirait, menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Parameter operasional peralatan tetap aman selama masa ujicoba dan emisi yang dihasilkan masih di bawah Baku Mutu Emisi sesuai Permen KLHK Nomor 15 Tahun 2019, tutup sirait.
Terpantau yang hadir saat ini adalah As 2 Kab minsel James Tombokan, Manager PLTU Amurang Tumpal Sirait,anger UPDK Minahasa Andreas Arthur, Manger bagian Operasi K3L UPDK Minahasa Pak Kaparang, karyawan dan staf PLTU Amurang, dan sejumlah awak media. Tim liputan ML, (temmy)