Stefan Voges Bicara Soal Banyaknya Caleg Yang Pindah Partai

TOMOHON, MANADOLIVE.CO.ID- PDIP telah menjadi partai favorit yang diincar banyak caleg. Banyak caleg dari partai lain yg berlomba2 utk mendapatkan kursi dari PDIP. PDIP pun sendiri tidak menampik perpindahan ini, mereka menerima siapa saja yg ingin bergabung. Fenomena apakah ini?.

Menurut Pengamat Politik dan Hukum di SULUT
Stefan Obadja Voges SH,
Jika dulu ada istilah “kutu loncat” yang ditujukan bagi para caleg yang pindah-pindah partai, yang konotasinya agak negatif karena berkaitan dengan loyalitas dan pengkaderan.
Namun sekarang justru semakin berbondong-bondong caleg pindah tanpa kuatir di cap “kutu loncat”.

Kondisi ini adalah cerminan modernisasi kepartaian. Partai dijaman sekarang tidak lagi menerapkan aturan kaku dalam perekrutan caleg. Apalagi dengan sistem proporsional terbuka, maka masyarakat memilih bukan hanya semata karena partai tetapi juga karena figur. Bagi figur yang memiliki konstituen yang fanatik, tidak akan kesulitan mendulang dukungan, karena pendukung mereka tidak akan mempersoalkan partai sang figur berlabuh.
Apalagi jika sang figur selama ini telah menunjukkan kinerja yang positif dimata masyarakat.

Partai sendiri meskipun cukup terbuka namun tentunya selektif dalam memilih siapa figur yang potensial untuk membesarkan partai. Terjadi simbiosis-mutualisma atau win-win solution baik bagi partai maupun bagi caleg.

Hanya saja bukan berarti bahwa hal ini tidak memiliki potensi masalah. Masuknya caleg yang berpindah partai tentunya menutup peluang kader internal yang selama ini sudah mempersiapkan diri.
Hal ini pastinya akan menimbulkan persoalan internal partai.

Disisi lain, sekalipun para caleg yang berpindah ini disambut untuk bergabung, namun belum tentu kemudian mereka “diterima” secara lapang dalam keluarga besar partai. Mereka sama saja dengan menapaki karier berpartai “pertamina” mulai dari nol.

Jika dipartai sebelum mereka miliki posisi lumanyan atau jabatan dalam kepengurusan, belum tentu dipartai baru mereka langsung memperoleh jabatan.

Modernisasi kepartaian ini merupakan sebuah kenyataan yang harus dicermati oleh semua lembaga politik di negara kita. Kedepannya, partai besar akan selalu menjadi target bagi para caleg.
Ini merupakan konsekuensi logis politik modern, tutup Stefan Obadja Voges.( Edel)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *