MANADO, MANADOLIVE. CO ID– Dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sampit sebesar 2,06 persen dan terendah di Kota Banyuwangi dan Kota Sumenep sebesar 0,02 persen.
Kota Kendari mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,70 persen, sementara Kota Bengkulu mengalami deflasi terendah sebesar 0,02 persen. Kota Manado menempati urutan ke-3 inflasi di Pulau Sulawesi dan urutan ke-15 secara nasional.
Di Bulan Oktober 2021 Kota Manado mengalami Inflasi sebesar 0,44 persen karena adanya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,04 pada September 2021 menjadi 107,51 pada Oktober 2021.
Dari sebelas kelompok pengeluaran di Kota Manado, tiga kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,23 persen, kelompok transportasi sebesar 0,62 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen. Satu kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen.
Kelompok yang tidak mengalami perubahan yaitu kelompok pakaian dan alas kaki. kelompok kesehatan, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya, kelompok pendidikan, kelompok penyediaan makanan/minuman dan restoran dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kota Manado, pada Oktober 2021 mengalami inflasi secara tahun kalender sebesar 1,65 persen dan inflasi “year on year” sebesar 2,40 persen.
Penyumbang Inflasi terbesar di Kota Manado pada bulan Oktober 2021 yaitu cabai rawit sebesar 0,1205 persen, sedangkan penyumbang deflasi terbesar adalah telur ayam ras sebesar 0,0207 persen.
Hal itu disampaikaan Kepala Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara, Asim Saputra saat penyampaian Berita Resmi Statistik, Senin (1/11).
“Manado Inflasi sebesar 0,44 persen, dan cabe rawit sebagai penyumbang inflasi terbesar,” ujarnya. (arum)