Kementerian PPPA Harap Jurnalis Perempuan di Sulut Kedepankan Kesetaraan Gender

by -87 Views

MANADO,  MANADOLIVE. CO. ID—  Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang isi-isu gender dan anak bagi SDM Media di Sulut yang digelar di Hotel Aryaduta, Selasa (15/10/2019).

Bimtek yang merupakan bentuk penguatan jejaring Forum Jurnalis Perempuan dihadiri para jurnalis perempuan di Sulut yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indnesia. Asisten Deputi Partisipasi Media Kementerian PPPA Drs Fatahillah MSi, sejauh ini budaya patriarki telah menempatkan laki-laki lebih dominan ketimbang perempuan.

Hal itu tidak saja mencakup kepemimpinan politik dan sosial tetapi juga berlaku di kalangan media. Terutama dalam hal bekerja dan mendapatkan upah, masih terjadi ketimpangan.

“Ada ketimpangan dan kesenjangan kebijakan yang berpengaruh terhadap perempuan yang bekerja, termasuk media yang belum responsif gender,” katanya pada pembukaan Penguatan Jejaring Forum Jurnalis Perempuan melalui Bimtek tentang Isu-isu Gender dan Anak bagi SDM Media di Sulut, yang digelar di hotel Aryaduta, Selasa (15/10/2019).

Fatahillah mendorong dan mengedukasi jurnalis perempuan agar dalam menjalankan tugas jurnalistik dapat meng-cover perempuan.

“Pers sebagai media yang menyampaikan informasi, memberikan pendidikan dan hiburan harus mengedepankan kesetaraan gender,” ujarnya sembari menambahkan bahwa media dan perempuan mengemban amanat untuk melepaskan belenggu sebagaimana yang digaungkan melalui Aksi Beijing.

Sementara itu, Kepala Dinas PPPA Sulut Ir Mieke Pangkong MSi, menjelaskan peran perempuan di Sulut telah memberikan kontribusi signifikan di berbagai bidang.

Hal itu terlihat dari catatan indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG), Sulut berada di level teratas secara nasional, yang pada posisi data terakhi tahun 2018 sebesar 94,79. Terdapat perbedaan sedikit dengan daerah seperti DKI, Yogya dan Riau yang berada di level 94,74.

“Sulut untuk IPG sudah tiga tahun berturut-turut berada di peringkat tertinggi nasional, ini juga setara dengan Indeks Pembangunan Manusia. Di mana pemahaman konsep gender telah dikonstruksikan di segala aspek pembangunan,” tandasnya.

Di sisi lain, Mieke mengungkapkan tentang perbedaan menyolok yang masih dialami perempuan, yakni masalah pengeluaran atau pendapatan.

“Kita perlu support lagi terkait aspek ekonomi. Kenapa penting karena perempuan dan laki-laki dalam hal peran dan tanggung jawab yang sama,” ujarnya sambil menambahkan masalah pendapatan masih bias.

Sementara itu Ketua FJPI Uni Lubis memaparkan tentang bagaimana seorang jurnalis perempuan bisa melaksanakan tugas sebagai jurnalis dan kodratnya sebagai seorang perempuan. Banyak hal yang ditanyakan dalam bimtek tersebut dan harapan yang dsampaikan. Bimtek ini pun diakhiri dengan perayaan HUT FJPI yang keenam tahun. (Rosita)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.